Tiga hari belakangan ini gue sibuk ama MPF (Masa Perkenalan Fakultas) atau lebih dikenal dengan ospek atau pelonco. Kalo tahun lalu gue sibuk bikin penugasan yang bejibun, mulai dari bikin name tag, buku penugasan, topi koboi, minta tanda tangan dan banyak lagi, tahun ini gue jadi panitianya, di divisi medis. Padahal dulu tiap ada ospek gue selalu dapet pita sebagai penanda peserta yang sakit. Saat itu gue dapet pita merah, karena di form riwayat kesehatan gue nulis maag dan nggak kuat berdiri lama dan sekarang saatnya gue gantiin posisi orang-orang yang ngasih pita.
Banyak hal-hal yang berkesan dan sekaligus aneh dalam MPF kali ini.
HARI PERTAMA
Di hari pertama MPF banyak peserta yang tumbang pas evaluasi karena pusing saat eveluasi kegiatan oleh team punishment dan banyak yang menderita asma so medis harus siap siaga. Hari pertama bertugas gue ama temen-temen harus pulang paling terakhir dibanding panitia lain soalnya ruang medis lagi banyak pengunjungnya. Di luar hujan belum berhenti, medis nggak punya mobil untuk nganterin peserta yang sakit. Untung aja kita dapat bantuan dari satpam kampus.
Ini adalah kedua kalinya gue dibantuin ama satpam kampus, dulu gue pernah ditebengin saat gue pulang dari kandang. Awalnya gue nolak, tapi berhubung pak satpam adalah petugas keamanan, gue mikir dia nggak mungkin macem-macem dan bikin ulah. Thank's ya pak satpam "you are my hero"
HARI KEDUA ospek, kita kedatangan tamu mentan, dirjen peternakan, dan rektor. Emang nggak nanggung-nanggung, ospek kali ini, keren. Tapi sayangnya gue nggak bisa ikutan acara talkshow nya, gue harus nungguin paserta yang sakit di ruang medis. Gue cuma bisa lihat pak rektor lewat di depan ruang medis. Mencoba berpikir positif , mungkin ini hanya masalah waktu, mereka yang bisa ikutan talkshow lebih beruntung dengan waktunya (mencoba menghibur diri). Di ruang medis gue mulai bosan, memandangi mereka yang tertidur pulas, salah satunya kadiv medis. Satu-satunya medis cowok, dan satu orang lagi si pasien. Akhirnya gue memutuskan untuk tidur, menunggu panitia medis lain balik ke ruang medis.
Di ujung acara ospek, ada AMT, seru! ada berbagai video yang menambah semangat, yang paling berkesan adalah video seorang seniman yang bisa menciptakan gambar dari pasir dengan goresan tangannya tanpa batuan alat apapun. Gambarnya bercerita tentang kehidupan seseorang perempuan, saat dia masih muda sampai dia tua, dan semua itu hanya dengan menggoreskan tangannya ke pasir, seperti menggambar dengan media debu di kaca. Terakhir ada renungan tentang orang tua, dan saatnya medis siap siaga, mengawasi peserta, dan lagi-lagi gue melankolis. Gue sangat sensitif dengan pembicaraan tentang orang tua. Gue kangen dan merasa sangat bersalah, belum ada yang bikin kedua orang tua gue bangga, bahkan gue sering bikin kecewa.
Dan untungnya tak ada peserta yang pingsan. Setelah acara selesai, gue masih sempat memandangi beberapa panitia dan peserta, Mata mereka merah dan bengkak.
Setelah peserta pulang, saatnya evaluasi. Sebelumnya para panita berfoto bersama dan saat itulah kadiv konsumsi menyodorkan makanan, serentak panita mengerubungi, siapa cepat dia dapat. Suatu cara yang cerdas, karena konsumsi tak cukup untuk semua panitia, maka cara seperti itulah yang paling tepat.
HARI KETIGA ????
Hari ketiga adalah saatnya bersenang-senang.
Tapi nggak buat panitia, semua panitia sibuk karena kita ke Jonggol,
"Peternakannya kayak di Australi, bagi yang belum pernah liat peternakan Australi, liat aja di Jonggol" kata salah seorang dosen yang mengisi acara talkshow.
Kita ke Jonggol naik tronton, perjalanan ke sananya kira-kira 3 jam dan bagi tim medis nyebar ke tiap tronton dan gue kebagian tronton 2 atau AK(Anak Kandang) 3 dan 4. Obat -obatan udah dipersiapkan, Medis siap!
Di tronton gue ikut gabung ama mereka, pada kocak semua, ada yang bilang "rombongan TKI siap diberngkatkan", sambil ketawa-ketawa.
Udah dulu ya
Saatnya berbuka !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar