Laman

Minggu, 31 Oktober 2010

acit, si bocah malang

 acit adalah bocah laki-laki berumur kira-kira 2 tahun, rumahnya hanya berjarak 1 meter dari kamar kosan gue. ada lagi bocah perempuan seumuran acit, zahra namanya. rumah zahra di depan rumah acit dan kebetulan mereka adalah sepupu. ibu mereka bersaudara. zahra sangat disukai oleh masyarakat di lingkungan rumahnya, terutama ibu-ibu yang sering nongkrong di warung ibu kosan gue. mungkin karena zahra adalah anak perempuan, dan lebih lucu. berbeda dengan zahra, acit tidak tidak begitu disukai. ibunya juga tidak begitu suka nongkrong di warung ibu kosan gue. ia lebih sering di rumahnya.

malam ini, gue denger acit menagis, sambil berteriak memanggil ayahnya. gue nggak tau kenapa dia selalu menaggil ayahnya. entahlah. gue sering denger acit menagis saat malam hari. setiap sore acit selalu menunggu ayahnya pulang, sambil memanggil ayahnya berkali-kali. ayahnya pun selalu menyahut setiap ia dipanggilan oleh anaknya itu. dan setiap sore gue selalu inget bokap gue, saat acit memanggil ayahnya.

gue kira acit sangat menyayangi ayahnya. saat dia menagis, ia selalu memanggil ayahnya, dan gue rasa ia tidak nyaman dengan ibunya. gue pernah melihat ibu acit merokok saat pagi hari. gue nggak sengaja waktu itu melihat ke arah jendala dan gue berpikir apa gue salah liat, apa gue lagi mimpi. gue yakin, gue nggak salah liat dan nggak mimpi. sejak saat itu gue selalu berpikir kalo ibunya acit jahat. dan malam ini kembali gue denger acit menagis kencang. ibunya marah-marah, dan ayahnya masih belum pulang.

ya alloh, lindungi acit ya alloh. semoga ayahnya acit cepet pulang dan acit nggak nangis lagi. amin ya alloh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar